MENGENAL KALENDER ISLAM BARU
Oleh Machnun Husein
Oleh Machnun Husein
Setidak-tidaknya ada lima macam kalender atau penanggalan yang dikenal oleh masyarakat Indonesia selama ini: kalender Gregorius, kalender Romawi atau lebih dikenal dengan kalender Masehi, kalender Jawa, kalender Sunda, kalender Cina, dan kalender Hijriyah. Sekarang ini adalah tahun 2009 menurut kalender Masehi, tahun 1942 menurut kalender Jawa dan Sunda, tahun 2560 menurut kalender Cina, dan tahun 1430 menurut kalender Hijriyah.
Selain kalender-kalender tersebut, tepatnya sejak tahun 1998 M, terdapat kalender lain yang diberi nama Kalender Islam (Islamic Calendar), yang didasarkan atas sistem peredaran matahari (solar system). Kalender ini ditetapkan dan digunakan oleh pemerintah Lybia, disamping kalender Hijriyah yang didasarkan atas sistem peredaran bulan (lunar system).
**
Kesamaan antara kalender Islam ini dengan kalender Masehi adalah sama-sama menggunakan sistem peredaran matahari (solar system). Namun kalender Islam ini sama sekali tidak mau menggunakan angka tahun dan nama-nama bulan dalam kalender Masehi itu. Perbedaan lainnya, kalender Masehi dihitung sejak peristiwa kelahiran Nabi ‘Isa a.s. (Jesus), sedangkan Kalender Islam dihitung sejak wafatnya Nabi Muhammad saw., Penutup Semua Nabi dan Rasul (Khatamul Anbiya’ wal Mursalin) yaitu pada tahun 632 M.
Jadi Kalender Islam ini berbeda dengan Kalender Hijriyah yang dihitung sejak Nabi Muhammad saw. berhijrah dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Karena itu tahun 2009 M sekarang menurut Kalender Islam ini adalah tahun 1374 sesudah wafat Nabi Muhammad saw, yakni (2009 – 632 = 1377). Sedangkan menurut Kalender Hijriyah sekarang adalah tahun 1430.
Digunakannya saat wafatnya Nabi Muhammad (tahun 632 M) sebagai awal Kalender Islam ini adalah karena saat itu merupakan berakhirnya semua pesan Ilahi dan berhentinya semua wahyu Allah. Sejak saat itu Allah tidak akan menurunkan wahyu lagi dan juga tidak akan mengutus rasul atau nabi lagi. Karenanya saat itu merupakan saat yang sangat penting untuk diingat oleh umat manusia, umat Muslim khususnya. Dan untuk itu ia diabadikan sebagai tahun pertama dalam Kalender Islam ini.
**
Nama-nama bulan menurut Kalender Masehi diganti sebagai berikut: Ayyin-Nar, An-Nawar, Ar-Rabi‘, Ath-Thair, Al-Ma’, Ash-Shaif, Nasir, Hanibal, Al-Fatih, At-Tamur, Al-Harats, dan Al-Kanun, masing-masing secara berurutan menggantikan bulan-bulan Masehi: Januari, Februari, Maret. April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, dan Desember.
Menurut Mu‘ammar al-Qadhdhafi, nama-nama bulan dalam kalender Romawi atau Masehi itu adalah bulan-bulan kafir (pagan months) karena mengambil nama-nama dewa, dewi dan penguasa bangsa-bangsa Yunani dan Romawi. Januari adalah Dewa Matahari bangsa Romawi. Februari adalah bulan yang didedikasikan untuk menyembah dewa Romawi, Libracus. Maret [Mars] adalah nama Dewa Perang bangsa Romawi, yang membantu menaklukkan Afrika dan Asia. Mei (Mayo) adalah nama seorang dewi Kesuburan bagi bangsa-bangsa Yunani dan Romawi. Juni (Juin) adalah nama sebuah suku Romawi. Juli (Juillet) adalah nama lain dari Julius Caesar, kaisar Romawi yang menaklukkan dan memperbudak bangsa-bangsa Afrika Utara, Timur Tengah dan Timur Jauh. Agustus (Augustus) atau Aoūt adalah kaisar Romawi, Stephan, yang bersaing dengan Julius Caesar. Sedangkan September, Oktober, November dan Desember hanyalah bilangan: September berarti tujuh, Oktober berarti delapan, November berarti sembilan dan Desember berarti sepuluh. Padahal, menurut Qadhdhafi, keempat bulan itu adalah bulan-bulan ke-9, ke-10, ke-11 dan ke-12.
**
Menurut Qadhdhafi, alasan tentang penggunaan nama-nama bulan dalam Kalender Islam ini adalah sebagai berikut: Januari disebut Ayyin-Nar, karena jatuh pada musim dingin. Februari disebut An-Nawar, karena tidak ada kaitan dengan Dewa Libracus. Maret disebut Ar-Rabi‘, karena kita tidak mengenal Dewa Perang yang membantu bangsa Romawi menaklukkan kita. April disebut Ath-Thair, yang berarti burung. Mei disebut Al-Ma’, sebagai bulan air. Juni disebut Ash-Shaif, sebagai bulan musim panas, karena kita tidak ada kaitan dengan salah satu suku Romawi. Juli disebut Nasir, karena kita tidak ada hubungan dengan Julius Caesar. Agustus disebut Hanibal, karena kita tidak mengenal Kaisar Stephan dari Romawi. September disebut Al-Fatih, yang berarti Pemenang adalah bulan ke-9. Oktober disebut At-Tamur, karena pada bulan ini buah kurma masak. November disebut Al-Harats, yang berarti ladang adalah bulan ke-11. Dan Desember disebut Al-Kanun, karena pada bulan ini kita memerlukan perapian untuk mengatasi hawa dingin.
(Bahan: Al-Mufakkirah al-Islamiyyah, oleh Mu‘ammar al-Qadhdhafi, 1372/2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar