PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
MAKLUMAT PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
Nomor : 06/MLM/I.0/E/2009
Tentang:
PENETAPAN 1 RAMADHAN, 1 SYAWWAL, 1 DZULHIJJAH 1430 HIJRIYAH
SERTA HIMBAUAN MENYAMBUT RAMADHAN 1430 HIJRIYAH
Assalamu’alaikum wr., wb.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan ini mengumumkan awal Ramadhan,
1 Syawwal, 1, 9, dan 10 Dzulhijah 1430 H sesuai hisab hakiki wujudul hilal yang
dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai
berikut:
RAMADHAN 1430 H:
1. Ijtimak menjelang Ramadhan 1430 H terjadi pada hari Kamis Kliwon tanggal 20
Agustus 2009 M pukul 17:02:48 WIB.
2. Tinggi Hilal pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( φ = -07° 48′ dan λ = 110°
21′ BT ) = -01° 10′ 20″ (hilal belum wujud) dan di seluruh wilayah Indonesia pada
saat Matahari terbenam Hilal di bawah ufuk.
3. Berdasarkan hasil hisab tersebut maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah
mengumumkan bahwa 1 Ramadhan 1430 H jatuh pada hari Sabtu Pahing tanggal 22
Agustus 2009 M.
SYAWWAL 1430 H:
1. Ijtimak menjelang Syawwal 1430 H terjadi pada hari Sabtu Kliwon tanggal 19
September 2009 M pukul 01:45:36 WIB.
2. Tinggi Hilal pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( φ = -07° 48′ dan λ = 110°
21′ BT ) = +05° 48′ 22″ (hilal sudah wujud) dan di seluruh wilayah Indonesia pada
saat Matahari terbenam Hilal di atas ufuk.
3. Berdasarkan hasil hisab tersebut maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah
mengumumkan bahwa 1 Syawwal 1430 H jatuh pada hari Ahad Legi tanggal 20
September 2009 M.
DZULHIJJAH 1430 H:
1. Ijtimak menjelang Dzulhijjah 1430 H terjadi pada hari Selasa Wage tanggal 17
November 2009 M pukul 02:15:09 WIB.
2. Tinggi Hilal pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( φ = -07° 48′ dan λ = 110°
21′ BT ) = +05° 49′ 36″ (hilal sudah wujud) dan di seluruh wilayah Indonesia pada
saat Matahari terbenam Hilal di atas ufuk.
3. Berdasarkan hasil hisab tersebut maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah
mengumumkan bahwa 1 Dzulhijjah 1430 H jatuh pada hari Rabu Kliwon tanggal 18
November 2009, hari Arafah (9 Dzulhijjah 1430 H) jatuh pada hari Kamis Pon
tanggal 26 November 2009 M.
4. Berdasarkan hasil hisab tersebut maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah
mengumumkan bahwa 'Idul Adha (10 Dzulhijjah 1430 H) jatuh pada hari Jum’at
Wage tanggal 27 Nopember 2009 M.
Berkenaan dengan datangnya bulan Ramadhan 1430 H tersebut, Pimpinan Pusat
Muhammadiyah menyampaikan TAUSIYAH Ramadhan sebagai berikut :
1. Menghimbau kepada umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah hendaknya
menyambut kedatangan bulan Ramadhan 1430 H dengan penuh rasa kesyukuran
dan kegembiraan serta berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menunaikan
ibadah puasa (shaum) Ramadhan dan rangkaian ibadah lainnya yang dituntunkan
oleh Rasulullah dengan ikhlas, khusyu’, istiqamah dan kesungguhan, semata-mata
untuk meraih ridha dan karunia Allah SWT, sehingga dapat terpantul
dalam jiwa, sikap dan tingkah laku sehari-hari yang mencerminkan kepribadian
muttaqin yang utuh dan kokoh. Jika setiap muslim, baik perorangan maupun
kolektif benar-benar berkepribadian muttaqin yang utuh dan kokoh, maka selain
akan menjadi benteng ruhani dan moral yang kuat dalam menjalankan kebaikan
(amar ma’ruf) serta mencegah keburukan (nahi munkar), pada saat yang sama
akan menjadi kekuatan besar dalam ikhtiar membangun karakter bangsa di
negeri ini.
2. Menghimbau kepada warga Muhammadiyah untuk mengisi bulan suci
Ramadhan dengan kegiatan ibadah dan aktifitas organisasi secara intensif dan
sinergis sesuai ketentuan yang telah digariskan oleh agama dan Persyarikatan,
seperti menggairahkan shalat berjama’ah dan melakukan pembinaan umat
melalui masjid dan majelis ta’lim, ibadah shalat lail/tarawih, i’tikaf, tadarrus Al
Qur’an, bersilaturrahim dengan kerabat dan tetangga dekat maupun jauh serta
sesama komponen bangsa lainnya, menjaga ukhuwah dan persaudaraan sesama
umat Islam, menolong sesama, membantu kaum dhu’afa dan mustadh’afin,
berinfaq, beramal jariyah, bershadaqah dan menunaikan zakat, pengajian hari
besar Islam seperti Nuzulul Qur’an, menyelenggarakan pengajian Ramadhan
serta kegiatan-kegiatan utama yang membawa kepada keselamatan, kebahagiaan
dan kemaslahatan hidup diri sendiri, keluarga, masyarakat dan dunia
kemanusiaan dalam bingkai rahmatan lil’alamin.
3. Menggairahkan dan mendorong anak-anak, remaja, dan angkatan muda
Muhammadiyah untuk meningkatkan ibadah puasa Ramadhan dan ibadah-ibadah
makhdhah lainnya, disertai kegiatan memakmurkan masjid dan kegiatan-kegiatan
dakwah kemasyarakatan sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang
lebih religius, damai, maju, dan berakhlaq mulia.
4. Menghimbau kepada Pimpinan Cabang dan Ranting agar memanfaatkan bulan
Ramadhan sebagai wahana peningkatan bimbingan dan pembinaan keagamaan,
memakmurkan masjid, dan kegiatan-kegiatan Persyarikatan yang bersifat
langsung dalam membina jama’ah dan kemasyarakatan.
5. Menghimbau kepada umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah untuk
menjadikan bulan suci Ramadhan sebagai momentum untuk mempertautkan
kembali hati yang mungkin selama Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden telah terjadi perbedaan pendapat dan pilihan sehingga
menimbulkan keretakan hati. Jadikan bulan Ramadhan sebagai wahana untuk
lebih meningkatkan dan memperkukuh tali silaturrahim dengan keluarga,
tetangga, teman sejawat dan dengan sesama komponen bangsa lainnya.
Kembangkan sikap saling toleran (tasammuh), saling membantu (ta’awun), dan
saling bekerjasama untuk kebaikan dan kemaslahatan bersama.
6. Menghimbau kepada semua pihak, lebih-lebih industri hiburan, baik yang hadir
melalui media cetak, elektronik, maupun pranata publik lainnya, agar lebih
mengedepankan nilai-nilai moral dan kebaikan, serta tidak menjual komoditi
pornografi dan pornoaksi yang merusak akhlak dan tatanan bangsa demi meraih
keuntungan materi. Sikap positif yang demikian diperlukan sebagai bentuk
penghormatan terhadap kehadiran bulan suci Ramadhan sekaligus bentuk
pertanggungjawaban terhadap masa depan kehidupan di negara yang
penduduknya dikenal religius sebagaimana selama ini. Bangun hubungan antara
sesama secara harmonis dan jauhkan diri dari benih-benih konflik serta
permusuhan.
7. Menghimbau kepada seluruh komponen bangsa untuk membangun kehidupan
yang penuh kesejukan dan kedamaian. Dalam menyampaikan dan
memperjuangkan aspirasi, hendaknya menempuh cara-cara yang ma’ruf dan
menjauhi cara-cara kekerasan, teror dan anarkis, sehingga mengancam
keselamatan, ketertiban, dan hajat hidup publik. Setiap tindak kekerasan, selain
merugikan kepentingan umum dan melawan hukum, juga bertentangan dengan
ajaran agama yang mengajarkan pedamaian dan keselamatan. Islam melarang
umatnya melakukan perbuatan fasad (pengrusakan) di muka bumi. Karena itu
segala bentuk kekerasan dan perusakan harus ditindak secara tegas sesuai
dengan hukum dan peraturan yang berlaku tanpa pandang bulu agar hal serupa
tidak terjadi lagi di kemudian hari.
8. Menghimbau kepada segenap umat Islam untuk menjadikan bulan Ramadhan
sebagai momentum untuk melakukan introspeksi (muhasabah) atas segala
kesalahan dan dosa dengan jalan memohon ampunan (maghfirah), berkah, dan
rahmat Allah SWT disertai dengan kesungguhan bertaqarrub dan beribadah
kepada Nya serta berbuat ihsan kepada sesama manusia melalui berbagai
kegiatan ibadah di bulan suci yang penuh kemuliaan.
Demikian tausiyah Ramadhan 1430 H ini disampaikan untuk dilaksanakan dan agar
menjadi panduan bagi warga Muhammadiyah dalam menyambut bulan suci Ramadhan
1430 H. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah Nya kepada
kita. Amin.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Yogyakarta, 01 Sya’ban 1430 H/23 Juli 2009 H
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
Ketua, Sekretaris Umum,
DR. H. Haedar Nashir, M.Si. Drs. H A.Rosyad Sholeh
MAJELIS TARJIH DAN TAJDID
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
HASIL HISAB
MAJELIS TARJIH DAN TAJDID PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
Berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan
Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, hasil hisab awal bulan Ramadan, Syawal, dan
Zulhijah 1430 H adalah sebagai berikut:
RAMADAN 1430 H
• Ijtimak menjelang Ramadan 1430 H terjadi pada hari Kamis Kliwon, 20 Agustus
2009 pukul 17:02:48 WIB.
• Tinggi Hilal pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( φ = -07° 48′ dan λ = 110°
21′ BT ) = -01° 10′ 20″ (hilal belum wujud) dan di seluruh wilayah Indonesia pada
saat Matahari terbenam Hilal di bawah ufuk.
• 1 Ramadan 1430 H jatuh pada hari Sabtu Pahing, 22 Agustus 2009.
SYAWAL 1430 H
• Ijtimak menjelang Syawal 1430 H terjadi pada hari Sabtu Kliwon, 19 September
2009 pukul 01:45:36 WIB.
• Tinggi Hilal pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( φ = -07° 48′ dan λ = 110°
21′ BT ) = +05° 48′ 22″ (hilal sudah wujud) dan di seluruh wilayah Indonesia pada
saat Matahari terbenam Hilal di atas ufuk.
• 1 Syawal 1430 H jatuh pada hari Ahad Legi, 20 September 2009.
ZULHIJAH 1430 H
• Ijtimak menjelang Zulhijah 1430 H terjadi pada hari Selasa Wage, 17 November
2009 pukul 02:15:09 WIB.
• Tinggi Hilal pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( φ = -07° 48′ dan λ = 110°
21′ BT ) = +05° 49′ 36″ (hilal sudah wujud) dan di seluruh wilayah Indonesia pada
saat Matahari terbenam Hilal di atas ufuk.
• 1 Zulhijah 1430 H jatuh pada hari Rabu Kliwon, 18 November 2009.
• Hari Arafah (9 Zulhijah 1430 H) jatuh pada hari Kamis Pon, 26 November 2009.
• 'Idul Adha (10 Zulhijah 1430 H) jatuh pada hari Jum’at Wage, 27 Nopember
2009.
Yogyakarta, 17 Jumadats-Tsaniyah 1430 H/11 Juni 2009 M
MAJELIS TARJIH DAN TAJDID
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
Ketua, Sekretaris,
Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, MA. Drs. H. Dahwan, M.Si
Tidak ada komentar:
Posting Komentar