MUI: Gempa Sumbar Cobaan dan Peringatan
Kamis, 1 Oktober 2009 | 22:02 WIB
MEDAN, KOMPAS.com - Gempa yang terjadi di Sumbar merupakan cobaan dan peringatan, baik bagi warga di ranah Minang itu maupun di daerah lain. "Karena itu, semua pihak harus mampu membuka mata hatinya terhadap musibah tersebut," kata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut, Prof Dr H. Abdullah Syah, MA di Medan, Kamis malam.
Menurut Abdullah Syah, setiap musibah yang terjadi di dunia ini merupakan kehendak atau paling tidak atas izin Allah SWT. Banyak maksud dan tujuan yang ingin Allah SWT sampaikan melalui musibah itu, termasuk musibah gempa yang terjadi di Sumbar tersebut.
Gempa itu bisa saja bertujuan untuk menguji dan mengetahui kadar keimanan dan kesabaran warga Sumbar terhadap ketentuan Allah SWT. Untuk itu, warga Sumbar yang mengalami musibah tersebut harus banyak bersabar sambil terus mendekatkan diri kepada Allah SWT.
"Orang yang mendapatkan musibah lalu bersabar dan berserah diri, Allah SWT pasti akan memuliakan dan mengangkat derajat manusia itu," kata Guru Besar IAIN Sumut itu.
Selain itu, kata Abdullah, ujian tersebut juga berlaku untuk kelompok masyarakat yang tidak terkena musibah apakan merasa prihatin dan bersedia memberikan bantuan untuk saudaranya yang sedang dalam kesulitan.
Karena itu, seluruh masyarakat, khususnya umat Islam harus bersedia memberi untuk meringankan kesusahan dan kesedihan yang dialami warga Sumbar yang menjadi korban gempa tersebut. "Sebenarnya, banyak yang mereka (warga Sumbar) butuhkan, baik bantuan makanan, obat-obatan maupun pakaian yang layak," katanya.
Namun, musibah gempa itu juga bisa berarti peringatan karena banyaknya maksiat atau perilaku masyarakat yang bertentangan dengan ketentuan agama. Untuk itu, selain bersabar, warga Sumbar yang mengalami musibah gempa tersebut juga harus banyak memohon ampun kepada Allah SWT karena mungkin banyak melakukan kesalahan.
Peringatan itu juga berlaku untuk masyarakat di daerah lain, termasuk Sumut agar banyak memohon dan bertobat jika telah melakukan kesalahan dosa.
Selain itu, musibah tersebut juga peringatan untuk pemerintah agar lebih giat memberantas maksiat dan perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan ajaran agama. "Pemerintah harus sadar, banyaknya tempat maksiat justru mengundang bala bagi daerah itu," katanya.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 7,6 pada Skala Richter mengguncang Sumbar pada Rabu (30/9) pukul 17.16 WIB yang terjadi pada episentrum 0,84 lintang selatan (LS) dan 99,65 bujur timur (BT). Pusat gempa berada pada 57 Km barat laut Pariaman, Provinsi Sumbar, pada berkedalaman 71 Km.
Pada pukul 17.38 WIB terjadi gempa susulan dengan kekuatan 6,2 SR pada episentrum 0,72 LS dan 99,94 BT dan pusat berada di 22 Km barat daya Pariaman Provinsi Sumbar dengan kedalaman 110 Km.
Selain menghancurkan ratusan, bahkan ribuan bangunan, gempa tersebut juga menewaskan ratusan warga Sumbar.
Sent from Indosat BlackBerry powered by
KSP
Sumber : Antara
Ada 51 Komentar Untuk Artikel Ini.
andhika @ Sabtu, 3 Oktober 2009 | 02:22 WIB
@abdullah : kalau gitu, Allah tidak mau menyadarkan sebagian orang kembali ke jalan-Nya dong.
rizal @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 22:46 WIB
pernakah terbesit di benak kita tuk berfikir mengapa dan mengapa negara kita tercinta selalu di landa bencana yang bertubi-tubi??/ akankah kita akan berfikir dan memaknai itu semua hanya sekedar "musibah" yang datang dari Allah Swt dan ujian atas tingkat kesabaran kita sebagai hamba-Nya??? tidakkah cukup cobaan demi cobaan, musibah demi musibah yang beruntun menimbah bangsa kita tercinta itu kita maknai hanya skedar musibah. tentunya di balik semua itu ada pesan dari Allah Swt yang hrs kita baca
Mora @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 11:40 WIB
Mari Kita berbenah diri menuju Ridhonya Allah, dan jangan berburuk sangka kepada Allah karena Alam semesta ini adalah milikNYa, makanya mari kita mohon kepada Allah agar kita selalu diberi petunjuk di jalan yang LURUS, Amiiin
adriani @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 11:03 WIB
semua ini peringatan buat qta bukan hanya utk org2 didaerah tertentu.....agar qta lbh bertaqwa...
nero @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 09:56 WIB
Byk yg menghubungkan bencana alam di Sumbar dg ayat Al Qur'an, dg pemerintah yg buruk, dg dosa yg diperbuat. Kok bisa ? apa korban itu dianggap tumbal ? itu sebagai hukuman atas dosa2 mrk ? korban tewas itu pelajaran bagi yg hidup ? Astagfirullahalaziim. Byk ngr kafir dan penuh maksiat, mengapa mereka tidak kena bencana ? kok seakan2 bencana yg datang adlh hukuman atas mrk sih...
nero @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 09:55 WIB
Byk yg menghubungkan bencana alam di Sumbar dg ayat Al Qur'an, dg pemerintah yg buruk, dg dosa yg diperbuat. Kok bisa ? apa korban itu dianggap tumbal ? itu sebagai hukuman atas dosa2 mrk ? korban tewas itu pelajaran bagi yg hidup ? Astagfirullahalaziim. Byk ngr kafir dan penuh maksiat, mengapa mereka tidak kena bencana ? kok seakan2 bencana yg datang adlh hukuman atas mrk sih...
niargolan @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 09:47 WIB
Apapun yang terjadi, kita wajib bersyukur pada TUHAN YANG MAHA ESA
Djekson Pandeirot @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 09:42 WIB
GILIRAN DI PADANG,AHLI2 AGAMA BILANG BANYAK DOSA..TAPI KALO RATUSAN SAMPE RIBUAN CALON HAJI MENINGGAL GENCET2AN DI TEROWONGAN MINA,DI BILANG ITU CUMA KEHENDAK ALLAH,GAK ADA YG DI SALAHIN,PADAHAL ITU JELAS2 SALAHNYA DAN KEBODOHAN SEMUA PIHAK,MAKANYA SEBELUM KOMENTAR,WO YA OTAK DAN NURANI ITU DI PAKAI,MALU SAMA GELAR DAN JABATAN...GITU AJA KOK REPORT,EH REPOT,SORRY
xxx @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 09:42 WIB
bukannya bermaksud menakut2i tp memang manusia perlu bertobat... Bumi Sudah Tua sudah terlalu lelah berdiam diri melihat manusia selalu berbuat maksiat dan dosa... Manusia memang ladangnya dosa...Introspeksi diri mulai saat ini sekarang juga... Tobatlah ujung2nya.. dengan TOBATAN NASUHA... Wallahualam dengan sega;a Kehendak Allah... Manusia Bisa Mati dimana saja... Innalillahi Wa Innaillaihi Roji'un... semua nya milik Allah dan Semuanya akan kembali Pada Allah...
Entheng @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 09:35 WIB
Siapa berakal akan melihat tanda-tanda alam. Kebenaran adalah bersifat universal, berlaku untuk semua umat manusia. Siapa menabur akan menuai.
Marini @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 09:33 WIB
Kayaknya MUI jangan asal ngomong, Aceh, Padang, Tasik, Jogya, semua adalah kantong2 Islam yg sampai sekarang InsyaAllah, masih lebih baik
ridho @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 09:31 WIB
tetap aja maksiat di mana2 dan perampokan dimna2 klo pemerintah klo pemerintah tdk tegas.katanya negara ini negara hukun tapi selalu orang kecil yg di hukum.perampok kelas kakap tetap berkeliaran. ini adalah murkah ALLAH pada umat manusia yg takperna sadar apa yg telah di perbuatnya.ini baru sekedar teguran kecil.bagi kita semua sadar lah wahai saudaraku semua. kita ini perlu sadar sewaktu kita masi didalam rahim ibu kita ga perna minta mata
Djekson Pandeirot @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 09:27 WIB
KAN KITA HARUS CERDIK SEPERTI ULAR,NAMUN BIJAK SEPERTI BURUNG MERPATI......AHLI2 BANGUNAN BISA BERINOVASI BANGUNAN TAHAN GEMPA....PEMERINTAH,BAIK PUSAT DAN DAERAH IKUT MENGAWASI MELALUI IZIN BANGUNAN YG SANGAT KETAT...TANPA PANDANG BULU...GITU AJA KOK REPORT,EH REPOT,SORRY...SEMOGA ALLAH MEMBERI KEKUATAN DAN KETABAHAN BAGI SAUDARA2 KITA DI SUMBAR,AMIN
Abdullah @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 09:19 WIB
@Sri : peringatan dari Allah bisa jadi kasih sayang Nya pada umat agar bisa memperbaiki diri dan meringankan beban di akherat kelak. Orang kafir dan lalai yg belum ditimpakan adzab itu justru diterlenakan oleh tipuan dunia sehingga semakin lalai dan menanggung beban dan adzab yg berat di akherat. Wallahu'alam ..
saprial @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 09:16 WIB
bagi saudaraku yang punya kelebihan rezeki ....mari kita ringankan beban saudara kita yang di Sumbar dan kerinci jambi yang terkena musibah...
David @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 09:15 WIB
pak kyai Daerah Sumbar itu daerah percontohan EKONOMI SYARIAH ISLAM jadi kalo dibilang maksiat, lebih maksiat JAKARTA tapi justru yang kena musibah adalah PADANG dan ACEH daerah percontohan SYARIAH ISLAM. Mohon pak Kyai jangan asal ngomonglah, orang lagi ditimpa bencana dibilang maksiat....
rio @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 09:10 WIB
instropeksi diri masing2...jika kita banyak salah dan dosa untuk segera mohon ampun kepada Allah SWT. Allah itu maha pengasih dan penyanyang kepada hamba2nya. Coba liat bukan hanya kepada yang Muslim tapi juga kepada yang kafir,Allah masih kasih sayang...Kasih sayang Allah kepada Manusia tiada yang dpt menandinginya.
rio @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 09:09 WIB
instropeksi diri masing2...jika kita banyak salah dan dosa untuk segera mohon ampun kepada Allah SWT. Allah itu maha pengasih dan penyanyang kepada hamba2nya. Coba liat bukan hanya kepada yang Muslim tapi juga kepada yang kafir,Allah masih kasih sayang...Kasih sayang Allah kepada Manusia tiada yang dpt menandinginya.
mui kok gitu @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 09:09 WIB
moga2 bapak yg ngomong musibah itu peringatan dan bakal diangkat derajatnya kena musibah yg paling fatal..amin
iwan @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 09:04 WIB
Benar iitu suatu musibah tapi jgn di dramatisir yg akhir nya memancing reaksi negatip. Seharusnya berbuat sesuatu yg membuat korban musibah gempa merasa tidak bersedih dan bersemangat kembali untuk membangun dari puing2 kehancuran.
Gunawan @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 08:45 WIB
nauzubillah........mana hati nurani mui???? asmong! asal ngomong....
san @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 08:37 WIB
sebuah penilaian akan menghasilkan perasaan, apakah itu perasaan benar, salah, atau ndak bersalah.
TANGIS KAMI @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 08:37 WIB
MUI KOK NGOMONGNYA NGE-JUDGE GITUH? SEOLAH2 RANAH MINANG ADALAH SARANG MAKSIAT. LIHAT JAKARTA, MANADO
gede @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 08:34 WIB
buat masyarakat padang semoga diberikan ketabahan.kita harus berlapang dada karena ini semua merupakan ujian bagi kita.setiap orang pasti punya ujian
Athok @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 08:25 WIB
Pendekatan, cara padang, solusi dari kejadian harus mengutaman Allah dan Rosulnya artinya jangan hanya mengandalkan akal, teknologi sebagai solusi tetapi kita bertanya kenapa Allah memberikan kejadian/gempa tsb, apa yang harus kita lakukan menurut Allah dan rosulnya setelah kejadian ini.
ZZZ @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 08:20 WIB
wah.. kyai ini meden-medeni wae..!! itu peristiwa alami.. pantai barat sumatera itu sering kena gempa krn dekat pertemuan lempeng bumi.. pake logika,baca sejarah jg kalo komentar pak kyai Yth... Mending bilang.. "inilah saatnya kedermawanan kita yg gak kena gempa diuji Allah...".. dst..,dll.....
SPESIALIS FATWA @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 07:31 WIB
MUI tolong segera mengeluarkan fatwa bahwa GEMPA ITU HARAM!!!
oon @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 07:24 WIB
setuju pak kyai... tapi jgn maksiat saja yg selalu disorot... PEJABAT KORUPSI ... (mungkin termasuk di MUI sendiri?) ... perlu ditegaskan....
Sri @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 07:19 WIB
Tasikmalaya dan Padang itu adalah kantong2 Islam. Berarti MUI mau ngomong bahwa orang Islam itu maksiat ya, dasar MUI gelo.
dev @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 06:52 WIB
setuju, bencana ini karena faktor alam dan manusia, alamnya gak bisa diapa2apain, jadi tinggal faktor manusianya. korban banyak karena peraturan gak jalan dan pemerintah yg lamban.
semprul @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 06:37 WIB
Kalau saya kepleset di kamar mandi hingga tak sadarkan diri mungkin coobaan juga kali ye ...???
Boedhy santoso @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 06:22 WIB
tetaplah sabar dan jangan berhenti utk berdoa, semua yg telah terjadi di dunia ini sdh ada porsi dan ketentuannya, tiada maksud yg lebih baik semua apa yg telah ditakdirkan oleh Allah kepada semua umatnya, marilah kita berdoa dan mengabdikan diri kita kepada Allah swt lebih dekat lagi, semoga dosa-2 korban bencana sumbar diampuni semua dosa-dosanya dan mudahkan hisabnya. tks
achmad @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 05:56 WIB
pak kyiai,jangan salahkan hanya kemaksiatan ya dari dulu saja sudah ada termasuk korupsi dll. tolong baca iptek dan webnya Inca 2012,disitu ada banyak pencerahan keadaan dunia mendatang ter masuk musibah2 yang tak bisa dihindari. ajarlah umat untuk tetap beriman dan takwa kepada Allah yang empunya Kuasa. jangan ajarkan kemunafikan/ekstrimis yang bertentangan dengan ajaran kebenaran yang ada dikitab2.
toing @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 02:49 WIB
semoga membuat kita makin sadar supaya tidak menuruti hawa nafsu...
jack @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 02:32 WIB
MUI sudah buat apa terhadap korban gempa? jangan2 ngomong doang.......... lagian itu juga ga ada hubungannya sama sekali dengan kutukan.....smua itu peristiwa alam..........pikirin baik2 dong.......atau kurang sekolah?
ais Said @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 00:21 WIB
Numpang tanya Pak.Haji: "Gempa, haram - halal?" (kq urusan gempa jd pemerintah yg suruh mawas!) weleh...,weleh..., ummat yg lg susah jgn d tambah susahnya dh n liat tuh pemerintah, nga ada d dunia yg kerja pemerintah padat ngurusin musibah rakyatnya cuma ada d sini.
muhammad zamzam @ Jumat, 2 Oktober 2009 | 00:06 WIB
astag firullah robbal baroya astagfirullooh minal khotoya!!!
punidi @ Kamis, 1 Oktober 2009 | 23:43 WIB
Yth, Pak Kyai! Setiap saat kita dituntut untuk bertobat. Saat ini hidup semakin sulit, pasti banyak godaan untuk berdosa karena pada dasarnya tidak ada manusia yang menghendaki hidup susah. Situasi seperti ini semakin menuntut kita untuk selalu arif. Bencana alam terjadi karena faktor alami maupun manusiawi. Manusia dianugerahi akal budi untuk mengusahakan keselamatan hidupnya. Berbagai pengetahuan, ilmu, dan teknologi sudah semestinya diabdikan bagi kehidupan manusia. Sudahkah terjadi?
alfan @ Kamis, 1 Oktober 2009 | 23:43 WIB
semoga ALLAH SWT, memberi ampunan buat kita smua... amin.
mgi @ Kamis, 1 Oktober 2009 | 23:42 WIB
Pak peringatan tidak hanya ke maksiat tapi bisa jadi korupsi, ini terbukti. Coba di barat maksiat juga banyak, tapi korupsi kurang jadi negara barat tidak terkena musibah??? Analoginya mungkin begitu lebih tepatnya. Bapak juga mesti banyak baca ilmu pengetahuan, biar musibah ini juga bisa ditafsirkan dari sisi iptek, biar seimbang.
mamank @ Kamis, 1 Oktober 2009 | 23:41 WIB
setuju....sangat setuju bencana ini adalah sebuah PERINGATAN .....ya....peringatan agar semua manusia kembali sadar bahwa TUhan adalah MAHA BERKUASA.....jadi, jangan lagi pernah melarang/menghalangi orang lain menyembah Tuhannya sesuai dengan ajaran agamanya masing2....Krn jika Tuhan marah...ya...beginilah akibatnya..........peace...!!
ehm @ Kamis, 1 Oktober 2009 | 23:28 WIB
ya .. saya pikir ini himbauan ini ditujukan utk pemerintah yg gemar korupsi dan lamban bahkan tak tahu cara menanggulangi bencana.
geram dada @ Kamis, 1 Oktober 2009 | 23:25 WIB
aduh lagi lagi ketua mui menyalahkan masyarakat yang kurang beriman dan atau berperilaku menyimpang/bebuat maksiat,...tentu saja bukan pendapat yang benar!!!mungkin saja karena mereka terlalu fanatik dalam beragama dan pelaku maksiat itu di aniaya dan dipermalukan didepan umum,hal ini mungkin juga tak di sukai allah s.w.t. jadi sedang sedang saja dalam mengomentari kehidupan masyarakat.lihat aceh,tasikmalaya,yogya d daerah tersebut kadar keislaman mereka amat kental toh bencana tetap terjadi.
MUI @ Kamis, 1 Oktober 2009 | 23:14 WIB
Makanya agamasnya hindu aja damai sentosa bnyk turis jg percaya MUI lah bullshit racun dunia percaya aja luh dongeng arab dibohongin wahabi suruh omong arab pada mau biar mapus luh indon
@iping @ Kamis, 1 Oktober 2009 | 23:07 WIB
Tidak ada gempa, juga Cobaan dan Peringatan ...
bqor @ Kamis, 1 Oktober 2009 | 22:57 WIB
Mungkin ini dosa pejabat yg korup! rakyat Indonesia sudah cukup sabar dan taat beragama.
Heran_deh @ Kamis, 1 Oktober 2009 | 22:52 WIB
Heran deh, Tuhan koq dikambinghitamkan? Meminta umat untuk bersabar sih boleh2 saja, tapi Tuhan dan keimanan saudara2 kita koq dikambinghitamkan....Dasar
hahay @ Kamis, 1 Oktober 2009 | 22:48 WIB
Ya Allah .... ya tuhan yang maha perkasa tiada tanding. tuhan yang maha kasih tiada henti. Ampunilah dosa bangsaku. Sadarkanlah dan berilah kami jalan menuju tobat. semoga kau cukupkan cobaan untuk bangsaku, sehingga kami bisa menjadi bangsa yang besar dan bermartabat. bangsa yang membesarkan martabat ISLAM.
hahay @ Kamis, 1 Oktober 2009 | 22:47 WIB
ya Allah, peringatan apa kepada bangsaku?apa karena masih banyak pemimpin yang korupsi.atau pedagang yang mengurangi timbangan.apa karena rok mini perempuan indonesia.atau karena banyaknya istri yang selingkuh. apa karena bapak yang meniduri anak tirinya. atau laki2 yang selingkuh dengan tetangganya.atau semakin banyaknya wanita muslim yang menjadi pelacur.atau pelajar yg sudah pandai bikin foto dan video porno bahkan tanpa melepas jilbabnya.apa karena sudah tidak ada lagi nurani wakil rakyat.
bambang @ Kamis, 1 Oktober 2009 | 22:43 WIB
ga ngaruh kali bencana sama maksiat masa bencana dateng gara2 maksiat di eropa aja seks bebas jarang ada musibah gmana MUI ini!!! dalam kehidupan ga mungkin ga ada bencana walaupun warga negaranya orang baik semua pasti ada bencananya
parmin @ Kamis, 1 Oktober 2009 | 22:42 WIB
bumi tempat berpijak dan tempat hidup...maka manusia jangan melarang sesama manusia untuk MEMBANGUN TEMPAT IBADAH....sadarlah....Sang pencipta akan murka kalo di INDONESIA masih ada larangan sprti itu..
Sabtu, Oktober 03, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar